First Asian Beach Games di Bali secara resmi ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam upacara penutupan di Kompleks Garuda Wisnu Kencana pada Minggu (26/10) malam.
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla menyampaikan selamat dan penghargaan kepada semua pihak atas terselenggaranya ABG secara sukses. Wapres menyatakan rasa bangganya karena Indonesia meraih sukses ganda sebagai penyelenggara maupun peserta. Sebagai peserta, Indonesia sukses menjadi juara umum dengan mengumpulkan 23 emas, 8 perak, dan 20 perunggu. Perolehan itu jauh di atas peringkat kedua, Thailand, yang mendapat 10 emas, 17 perak, dan 10 perunggu. Tiga raksasa olahraga Asia, yakni China, Korea Selatan, dan Jepang, secara berurutan menempati peringkat ketiga, keempat, dan kelima.
Sebagai penyelenggara, Indonesia dikatakan sukses karena semua event berjalan dengan aman dan lancar. Hampir seluruh atlet dan ofisial dari 45 negara peserta menyakakan rasa puas. Bahkan Wakil Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA), Timothy Fox, secara khusus memuji penyelenggaraan ABG di Bali yang berjalan dengan sangat baik dan telah ”memberikan inspirasi kepada dunia”.
Tetapi di tengah euforia kesuksesan yang didengungkan oleh pemerintah dan panitia, ada “kebiasaan” bangsa kita yang patut menjadi renungan buat kita semua.
Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah 1st ABG di Bali sudah terjadi pada 9 September 2005. Namun, Surat Keputusan Presiden tentang Panitia Nasional 1st ABG yang dipimpin oleh Menpora baru keluar 28 Mei 2008. Sementara panitia penyelenggara baru terbentuk berdasarkan SK Menpora tertanggal 28 Juli 2008 (35 bulan sejak tanggal penunjukkan, atau 2,5 bulan sebelum acara). Artinya, kita baru mulai bersiap diri hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan sebelum penyelenggaraan ABG dimulai.
Bahkan ketika saya pulang ke Bali pada saat cuti Lebaran, belum terlihat persiapan sama sekali di daerah yang akan dijadikan arena pertandingan. Jadi persiapan aktual di lapangan hanya dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 3 Minggu!!!
(more…)
Read Full Post »